,

Menengok Dapur Sehat, Asa Bergizi Untuk Generasi

oleh -327 Dilihat

Bau Bau – Menengok Dapur Sehat, Asa Bergizi Untuk Generasi. LANGIT  Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, siang itu diselimuti mendung tipis, namun dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Laladon tetap berdenyut penuh kehidupan. Dari arah belakang, terdengar denting panci, aroma tumisan, dan langkah teratur relawan yang terus bekerja. Sejak pagi hingga malam, dapur sederhana ini menjadi pusat pergerakan ratusan ompreng makanan bergizi gratis (MBG). Aktivitas berjalan berlapis, mulai dari pemilahan bahan, persiapan dapur, memasak, hingga pendistribusian ke berbagai sekolah.

Setiap pukul dua siang, mobil pengangkut berhenti di depan dapur, membawa bahan pangan segar. Beras, ayam, ikan, buah, dan sayuran dikirim langsung oleh sembilan UMKM lokal yang menjadi pemasok utama. Relawan kemudian menimbang, mencuci, dan mengolah bahan-bahan itu dengan ketelitian tinggi. Semua proses berlangsung tenang, seolah membentuk irama tersendiri yang menuntun roda dapur terus bergerak.

Keesokan paginya, tepat pukul tujuh, ribuan kotak makanan telah siap dibawa menuju sekolah-sekolah. Sebanyak sepuluh sekolah dan posyandu menerima manfaat, tersebar di Kecamatan Ciomas hingga Kelurahan Pada suka. Kepala SPPG Laladon, Mutiara Rengganis, menjelaskan sebanyak 3.775 jumlah porsi makanan yang mereka siapkan setiap hari. “Kita itu 3.775. Itu setiap hari, 3.775,” katanya dengan nada mantap saat ditemui RRI, Kamis (2/10/2025).

Ia menegaskan sebagian besar bahan berasal dari UMKM sekitar, ditambah dukungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Koperasi Desa (Kopdes) Dramaga. “Kita itu pake sembilan UMKM, dan kebanyakan UMKM sekitar yang kita gunakan,” ujarnya. Dengan pola itu, dapur solidaritas ini bukan sekadar penyedia gizi bagi anak-anak. Kehadirannya juga menggerakkan denyut ekonomi masyarakat melalui UMKM yang kini mendapat ruang berkontribusi nyata.

Setiap lauk, nasi, sayur, hingga buah ditakar hati-hati oleh tim pemorsian. “Kalau SD lebih sedikit, TK biasanya dicetak bentuk, sedangkan SMK porsinya lebih besar,” ujar petugas pemorsian, Vina Febrianti. Di ruang pemorsian terdapat meja penuh makanan yang ditata rapi. Warna-warni sayuran dan lauk berpadu dengan nasi hangat, seolah menjadi bahasa kasih dalam ompreng sederhana.

Baca Juga : Aksi Demonstrasi di Depan Bandara Betoambari Bau bau, Massa Tutup Jalan Pakai Tanah Timbunan

Menengok Dapur Sehat
Menengok Dapur Sehat

Sementara itu, di bagian dapur, Kepala Dapur, Dedi Junaedi mengawasi jalannya proses memasak. Ia dibantu tiga cook helper, bekerja dalam satu shift yang menyelesaikan satu menu dalam setengah jam. Kalau proses masaknya, cuma setengah jam juga udah selesai,” kata Dedi, sembari tersenyum menepis asap wajan. Baginya, disiplin menjadi kunci agar rasa dan kualitas makanan tetap konsisten. Menengok Dapur Sehat, Asa Bergizi Untuk Generasi.

Kebersihan dijaga ketat, mulai dari menyapu, mengepel, hingga menyemprotkan disinfektan pada setiap peralatan. Secara berkala, dapur juga menjalani general cleaning bersama vendor untuk memastikan standar higienitas selalu terpenuhi. Namun ada hal lain yang membuat dapur ini terasa begitu hangat. Anak-anak penerima MBG kerap menitipkan surat kecil dengan tulisan polos dan penuh rasa syukur. “Kak enak banget menunya,” tulis seorang murid dengan huruf miring yang tampak tergesa. Ada pula pesan, “Makasih ya, katsunya enak,” hingga sapaan singkat, “Terima kasih kakak kakak.”

Beberapa anak bahkan menuliskan pesan sederhana, “Pak/Bu terima kasih makanannya,” pada kertas robek dari buku. Surat-surat kecil itu kini menempel di dinding dapur, menjadi penanda kasih yang tak ternilai. Di balik ribuan kotak makanan yang lahir setiap hari, SPPG Laladon menyimpan makna lebih luas. Ia bukan hanya soal gizi, tetapi juga tentang kebersamaan, kemandirian UMKM, dan rasa syukur tulus anak-anak.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.